Selasa, 11 September 2012

KEGUNAAN NOKEN AS PADA MOTOR


Noken as atau camshaft adalah sebuah komponen yang fungsinya mengatur lama sebentarnya klep membuka dan menutup, di mesin 4 langkah kem ini yang mengatur performa mesin, tentu saja fungsinya bisa diubah sekehendak kita, ada 2 cara untuk merubah lama sebentarnya klep membuka dan menutup.
Pertama : beli kem racing....:-D.. mahal dan bisa dikatakan beli kucing dalam karung karena durasi yang tertera dikemasannya tidak sama dengan durasi kenyataannya (waktu saya coba diukur sendiri pakai busur derajat).
Kedua    : Gerinda kem merubah dari standar dibikin racing, orang kebanyakan memilih yang langkah kedua ini, karena murah dan bisa leluasa menentukan kapan sebuah klep menutup dan membuka dengan sesuka kita. Cara gerinda kem tersebut tentu harus dikerjakan oleh mekanik yang minimal mengetahui derajat buka tutup klep yang akan dirubah tersebut. Kenapa demikian karena belakangan ini banyak yang melakukan trend gerinda kem asal asalan malahan pengerjaannya tanpa busur derajat di tempel di magnet, jadi kesimpulannnya bagaimana mengetahui diderajat berapa membuka klep IN dan menutupnya kapan di derajat berapa, kalo tanpa bantuan busur derajat. Kebetulan cara kedua ini kesukaan saya dan saya sering melakukan sendiri dengan bantuan busur derajat di tempel di magnet. Ini dibawah ada gambar bagian kem yang harus digerinda yang ada garis merahnya aja.

PENYEBAB TERJADINYA PATAH KLEP


Jangan asal caplok CDI racing untuk pembesut satria FU-150 standar. Apalagi jika masih mengkonsumsi premium. Resikonya bukan hanya mesin nglitik tapi juga bisa bikin patah klep. Bukan nakutin tapi ini terbukti klep putus dan bikin berantakan ruang bakar.
Kejadian mengenaskan itu dialami dua konsumen Hasan Motor di Jl. Kelapa Dua Raya No. 7 Jakarta Barat. Awalnya memang tidak percaya dan dikira mengada-ada. Namun jika dianalisis asal-usul dan spek satria FU-150, gejala patah klep bisa terjadi.
Pertama secara spesifikasi teknik bisa dilihat. Kompresi rasio satria Fu-150 yang memang sudah lumayan tinggi. Yaitu 10,2:1 bandingkan dengan motor lokal lain yang hanya bermain di angka 9,2:1. Lumayan tinggi kan kompresi satria F itu?
Kedua, Satria F-150 cikal-bakalnya dari Suzuki Raider 150 thailand yang tentunya punya kompresi sama. Bensin di negeri Thai memang tidak masalah. Bensin di sana memang sudah memiliki oktan tinggi. Di sana bensin swasta sudah bersaing dan menyodorkan kualitas bagus.
Satria F-150 masuk Indonesia tidak diikuti penurunan kompresi. Jika diisi bensin lokal macam premium dipastikan ngelitik. “Timing pengapian minta diundurkan ,” jelas Hasan yang asalnya mekanik resmi Suzuki. Gejala ngelitik dan ngeretek makin menjadi setelah pakai CDI racing. Sebab rata-rata CDI racing timing pengapiannya malah lebih maju dari standar. Apalagi pemakai CDI racing dianggap berduit dan sudah pasti menggunakan pertamax dan pertamax plus.
Namun cilakan jika pemakai CDI racing masih tetap nenggak premium. Akibatnya pengapian advanced atau maju tapi bensin belum bisa untuk dibakar. Akibatnya timbul gejala Pre-ignition atau pembakaran awal sebelum waktunya ketika piston sedang naik. Berakibat ngelitik dan klep yang kalah.
Dari kejadian itu Hasan pesan CDI khusus dengan spek sesuai premium. Caranya melihat timing pengapian Kondisi standar, pada rpm rendah letikan busi 15 derajat sebelum TMA (titik mati atas) dan rpm atas 38 derajat sebelum TMA. Biasanya CDI racing pada rpm atas dinaikan jadi 40 derajat sebelum TMA. ini yang bikin kelewat maju dan perlu diimbangi bensin oktan tinggi macam pertamax plus. kalau pakai premium makin ngelitik dan kruk as bergetar.
Mengatasi itu, Hasan pesan kepada perancang CDI agar tetap menggunakan kurva pengapian standar. “Namun limiter dibuang. Biar nafas mesin jadi panjang dan tenaga keluar semua,” jelas mekanik betawi kalem.

KEGUNAAN CDI PADA MOTOR

secara singkat kerja CDI adalah mengatur waktu meletiknya api di busi yang akan membakar bahan bakar yang telah dipadatkan oleh piston. kerja CDI didukung oleh pulser sebagai sensor posisi piston, di mana sinyal dari pulser akan memberikan arus pada SCR yang akan membuka, sehingga arus yg ada dalam Capasitor yg ada di dalam CDI dilepaskan. Selain pulser ada aki (pada CDI DC) atau spul (CDI AC) dimana sebagai sumber arus yang kemudian diolah oleh CDI.

dan tentunya CDI didukung oleh koil sbgai pelipat tegangan yang dikirim ke busi....